Berfikir untuk menang atau berfikir untuk tidak kalah ?
Berikut adalah kisah kejayaan Thariq bin Ziyad, seorang panglima tentara Islam yang menaklukkan raja Roderick, seorang penguasa di Spayol yang dikenal gagah perkasa namun kejam dan serakah. Panglima Thariq membawa 7.000 pasukan terlatih. Berlayar dari Timur Tengah menuju Spayol menyeberangi lautan. Sesampainya di Spayol, didepan bala tentaranya yang masih letih, Thariq memerintahkan membakar kapal yang baru saja digunakan untuk berlayar.
Pasukannya kaget. Mereka bertanya, “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal-kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?” tanya yang lain.
Dengan pedang terhunus dan kalimat tegas, Thariq berkata, “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan: menaklukkan negeri ini lalu tinggal di sini atau kita semua binasa!”
Kini pasukannya paham. Mereka menyambut panggilan jihad Panglima Perang mereka itu dengan semangat berkobar.
Ternyata pidato Thariq dengan cara berfikir menang mampu membangkitkan energi luar biasa besarnya dikalangan para prajuritnya, dan berhasil memenangkan peperangan dengan mengalahkan 100.000 pasukan Spayol
Dimanakah kunci kemenangan Thariq yang hanya membawa 7000 dengan bekal terbatas yang dibawanya dari Timur Tengah ? Kuncinya karena Thariq berpikir untuk Menang.
Ditangan Napoleon BonaParte, Perancis menjadi kekuatan besar di Eropa antara 1805-1807, Perancis mampu menaklukan Austria, Rusia dan Prussia ( cikal bakal Jerman). Tahun 1810 , Napoleon mendominasi Eropa Daratan, kecuali Semenanjung Balkan.
Padahal, dibalik seluruh kesuksesan dan kebesarannya, ternyata Napoleon hanyalah berasal dari rakyat biasa, bahkan secara fisik tubuhnya kerdil tidak sebagaimana layaknya orang Eropa. Kunci kesuksesannya, berfikir menang buktinya dia tidak puas hanya sebagai penguasa Perancis, tapi lebih dari itu dia berkeinginan kuat menundukkan seluruh Eropa.
No comments:
Post a Comment