Tujuan Mempelajari Akhlak
Pertama, Tujuan Diutusnya Nabi saw.
Apa tujuannya diutusnya Nabi Muhammad saw ?
Nabi saw. bersabda " Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak " ( HR Malik no 1723 )
Apa ini logis ? Benarkah Nabi diutus demi menata akhlak ?
Untuk jawabannya Alloh Swt berfirman " Kami tidak mengutusmu ( wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta " (QS Al Anbiya 107)
Coba banyangkan, seandainya kecurangan, tipudaya , maksiat, pengkianatan, berbagai kejahatan merajalela dalam sebuah masyarakat, apahak masyarakat semacam itu diliputi rahmat ? Ketahuilah tidak ada rahmat bagi alam semesta kecuali dengan akhlak mulai.
Apakah menurutmu akhlak lebih penting dari shalat, puasa, doa, zikir, haji dan seterusnya ?
Jawaban : " Ya, akhlak lebih memang lebih penting, Sebab tujuan semua ibadah adalah membenahi akhlak. Kalau tidak, ibadah tersebuat akan menjadi semacam latihan olahraga saja "
Sholat
Alloh Swt. berfirman " Dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat mencegahmu dari perbuatan keji dan mungkar " (QS Al Ankabut 45) Subhanalloh ! Jadi, siapa yang sholatnya tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, berarti shalatnya itu hanya berupa gerakan olahraga. Ia mengerjakan shalat, tetapi akhlaknya tidak membaik.
Dalam hadist qudsi Alloh Swt. berfirman " Aku hanya menerima sholat dari orang yang dengannya ia tawaduk pada keagungan-Ku, tidak menyakiti makhluk-Ku, berhenti maksiat kepada-Ku, melewati siangnya dengan zikir kepada-Ku, serta mengasihi orang fakir, orang yang sedang berjuang dijalan-Ku, para janda dan orang yang ditimpa musibah " (HR al-Zubaidi 3/21 dan 8/352)
Bukankah engkau melihat hubungan antara ibadah dan akhlak mulia : sikap tawaduk , kasih sayang, berhenti maksiat, dzikir.
Zakat
Alloh Swt. berfirman " Ambilah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat tersebut engkau membersihkan dan menyucikan mereka " ( QS al Taubah 103) Subhanalloh ! Tujuan zakat adalah untuk menyucikan. Makna menyucikan adalah mendidik dengan akhlak yang baik. Orang yang mengeluarkan zakat akan belajar mengasihi dan bermurah hati. Demikianlah, ibadah mengalir menuju akhlak.
Nabi saw. bersabda, " Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah".
Apakah anda merasakan maknanya ?
Mari jangan pelit untuk tersenyum. Bersekahlah !
Hadist ini lengkapnya berbunyi , " Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah. Amar makruf dan nahi mungkar yang kau lakukan adalah sedekah. Menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat adalah sedekah. Menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah. Menuntun orang buta adalah sedekah. Dan sedekah paling utama adalah sesuap makanan yang kau sedekahkan kepada istrimu " ( HR Muslim 2700 , ibn Majah 1691)
Puasa
Nabi saw, bersabda " Jika kalian sedang berpuasa, jangan berbuat kotor dan membentak. Jika dimaki dan diajak berkelahi, katakanlah 'Aku sedang berpuasa'"
Haji
Alloh Swt. berfirman " Haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui. Siapa yang menetapkan niat dalam bulan itu untuk mengerjakan haji maka tidak boleh berbuat kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam masa haji " ( QS al baqoroh 197). Haji merupakan latihan disiplin akhlak yang cukup berat. Engkau tidak boleh bersuara keras, tidak boleh mencela orang, tidak boleh memaki, tidak boleh menganiaya.
Mana yang lebih dahulu penyucian diri atau ilmu ?
Alloh Swt. berfirman " Sebagaimana Kami telah menyempurnakan nikmat kami pada kalian, Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian, menyucikan kalian, mengajarkan kitab suci dan hikmah kepada kalian " ( QS al- Baqoroh 151) . Al Quran mendahulukan proses penyucian diri akhlak atas ilmu ( dalam tiga ayat)
Inilah tujuan pertama kita belajar akhlak. Yaitu agar kita mengetahui bahwa " Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak" dan " Kami tidak mengutusmu ( wahai Muhammad ) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta "
Bersambung...
Apa tujuannya diutusnya Nabi Muhammad saw ?
Nabi saw. bersabda " Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak " ( HR Malik no 1723 )
Apa ini logis ? Benarkah Nabi diutus demi menata akhlak ?
Untuk jawabannya Alloh Swt berfirman " Kami tidak mengutusmu ( wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta " (QS Al Anbiya 107)
Coba banyangkan, seandainya kecurangan, tipudaya , maksiat, pengkianatan, berbagai kejahatan merajalela dalam sebuah masyarakat, apahak masyarakat semacam itu diliputi rahmat ? Ketahuilah tidak ada rahmat bagi alam semesta kecuali dengan akhlak mulai.
Apakah menurutmu akhlak lebih penting dari shalat, puasa, doa, zikir, haji dan seterusnya ?
Jawaban : " Ya, akhlak lebih memang lebih penting, Sebab tujuan semua ibadah adalah membenahi akhlak. Kalau tidak, ibadah tersebuat akan menjadi semacam latihan olahraga saja "
Sholat
Alloh Swt. berfirman " Dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat mencegahmu dari perbuatan keji dan mungkar " (QS Al Ankabut 45) Subhanalloh ! Jadi, siapa yang sholatnya tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, berarti shalatnya itu hanya berupa gerakan olahraga. Ia mengerjakan shalat, tetapi akhlaknya tidak membaik.
Dalam hadist qudsi Alloh Swt. berfirman " Aku hanya menerima sholat dari orang yang dengannya ia tawaduk pada keagungan-Ku, tidak menyakiti makhluk-Ku, berhenti maksiat kepada-Ku, melewati siangnya dengan zikir kepada-Ku, serta mengasihi orang fakir, orang yang sedang berjuang dijalan-Ku, para janda dan orang yang ditimpa musibah " (HR al-Zubaidi 3/21 dan 8/352)
Bukankah engkau melihat hubungan antara ibadah dan akhlak mulia : sikap tawaduk , kasih sayang, berhenti maksiat, dzikir.
Zakat
Alloh Swt. berfirman " Ambilah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat tersebut engkau membersihkan dan menyucikan mereka " ( QS al Taubah 103) Subhanalloh ! Tujuan zakat adalah untuk menyucikan. Makna menyucikan adalah mendidik dengan akhlak yang baik. Orang yang mengeluarkan zakat akan belajar mengasihi dan bermurah hati. Demikianlah, ibadah mengalir menuju akhlak.
Nabi saw. bersabda, " Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah".
Apakah anda merasakan maknanya ?
Mari jangan pelit untuk tersenyum. Bersekahlah !
Hadist ini lengkapnya berbunyi , " Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah. Amar makruf dan nahi mungkar yang kau lakukan adalah sedekah. Menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat adalah sedekah. Menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah. Menuntun orang buta adalah sedekah. Dan sedekah paling utama adalah sesuap makanan yang kau sedekahkan kepada istrimu " ( HR Muslim 2700 , ibn Majah 1691)
Puasa
Nabi saw, bersabda " Jika kalian sedang berpuasa, jangan berbuat kotor dan membentak. Jika dimaki dan diajak berkelahi, katakanlah 'Aku sedang berpuasa'"
Haji
Alloh Swt. berfirman " Haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui. Siapa yang menetapkan niat dalam bulan itu untuk mengerjakan haji maka tidak boleh berbuat kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam masa haji " ( QS al baqoroh 197). Haji merupakan latihan disiplin akhlak yang cukup berat. Engkau tidak boleh bersuara keras, tidak boleh mencela orang, tidak boleh memaki, tidak boleh menganiaya.
Mana yang lebih dahulu penyucian diri atau ilmu ?
Alloh Swt. berfirman " Sebagaimana Kami telah menyempurnakan nikmat kami pada kalian, Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian, menyucikan kalian, mengajarkan kitab suci dan hikmah kepada kalian " ( QS al- Baqoroh 151) . Al Quran mendahulukan proses penyucian diri akhlak atas ilmu ( dalam tiga ayat)
Inilah tujuan pertama kita belajar akhlak. Yaitu agar kita mengetahui bahwa " Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak" dan " Kami tidak mengutusmu ( wahai Muhammad ) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta "
Bersambung...